Rabu, 11 Juli 2012

BERMEGAH-MEGAHAN DENGAN KEMILAUNYA DUNIA



Oleh : Judin
Zaman demi zaman terus berganti seiring dengan berjalannya ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk didalamnya manusia yang dari waktu ke waktu selalu di manjakan olehnya. Memang patut kita syukuri dengan adanya peradaban dunia yang sangat maju, tapi bukan berarti kita menyalahgunakannya apalagi sampai terlena didalam kemilaunya dunia yang mana selalu di hiasi dan lapisi dengan keindahan. Sebagaimana dalam syair dikatakan :
“Dunia itu sedikit dari yang sedikit dan seorang yang tenggelam didalamnya lebih hina dari orang hina.”
“Dunia dengan sihirnya membutakan dan menulikan orang, sehingga mereka bingung tanpa pegangan.”
Berdasarkan syair diatas dapat diambil pengertian bahwa, “jangan sampai kita hidup didunia untuk bersenang-senang (dalam arti meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk terhadap khalik), sehingga lupa akan kampung akhirat, padahal di sanalah tempat kita terakhir tetapi manusia kurang menyadarinya. Dan kata syair diatas yaitu sudah tersihir oleh kemilaunya dunia. Feed back dari atas bahwa jangan disangka kita akan hidup selamanya, karena hidup ini penulis ibaratkan sebagai seorang pengembara yang sedang melakukan suatu perjalanan menuju suatu tempat, dan kemudian orang tersebut berteduh dibawah pohon (nah berteduh di bawah pohon penulis artikan sebagai manusia yang hidup dunia ini, dan berteduh di bawah pohon itu cuma sebentar, dan perjalanannya penulis artikan sebagai proses hidup). Tempat apa yang mereka tuju? Tentunya kampung akhirat dengan mengharap ridhonya Allah SWT.
Tadi diatas dikatakan jangan disangka kita akan hidup selamanya, karena kehidupan yang abadi hanya di akhirat nanti, di dunia hanyalah berjuang dan berproses untuk selalu menjadi yang terbaik menurut pandangan Allah dan manusia. Maka dari itu bangunlah kesadaran dalam diri bahwa kita akan kembali menghadap sang ilahi tentunya kita harus membawa bekal (yaitu ibadah dan amal sholeh) dan implikasinya agar dengan kesadaran maka terbangkitlah motivasi untuk hidup sederhana (tidak bermegah-megahan).
Sebagaimana Allah berfirman dalam kitabnya surat At-Takatsur ayat 1-8
1.  Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu[1598],
2.  Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.  Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.  Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.
5.  Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6.  Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7.  Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin[1599].
8.  Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

[1598]  Maksudnya: Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya Telah melalaikan kamu dari ketaatan.
[1599]  'Ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.
Ayat tersebut diatas sebagai penguat atas judul dan pembahasan yang penulis sajikan atau sampaikan.
Sebagai penegasan dan pelengkap bahwa kita dibolehkan saja mengikuti zaman bahkan mewarnai zaman, tentunya tidak ketinggalan zaman hal tersebut dibarengi dengan ajaran Islam, dan mengkompromikan ajaran islam dengan tuntutan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar